Saat demonstrasi berlangsung, gas air mata sering menjadi hal yang menakutkan bagi peserta aksi. Banyak cara “darurat” beredar di lapangan, salah satunya adalah mengoleskan pasta gigi di bawah mata. Sekilas terlihat sepele, bahkan dipercaya sebagian orang bisa mengurangi rasa perih dan dapat “menangkal” gas air mata. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan ini justru berisiko pada mata dan sama sekali tidak memberikan perlindungan?
Faktanya, mata adalah organ yang sangat sensitif. Satu tetes bahan kimia berlebih saja bisa menyebabkan iritasi parah sehingga mitos ini bukan hanya menjadi kekeliruan secara medis, tetapi juga membahayakan penglihatan. Mengoleskan pasta gigi di bawah mata untuk “menangkal” gas air mata adalah tidak efektif dan berisiko memperparah cedera pada kulit kelopak mata dan permukaan mata hingga kornea. Mari ketahui lebih lanjut penanganan yang tepat agar terhindar dari cedera serius.
Apa Dampaknya Terhadap Mata?
Pasta gigi umumnya mengandung berbagai macam zat kimia seperti fluoride, sorbitol, glycerin, sodium lauryl sulfate, abrasive (calcium carbonate), menthol, hydrogen peroxide, atau carbamide peroxide dan lain sebagainya. Zat-zat kimia ini bersifat bahan iritan terhadap mata dan kulit sehingga berpotensi menyebabkan gejala-gejala iritasi, seperti :
- Timbul rasa perih atau sensasi terbakar pada mata dan kulit kelopak mata.
- Memicu dermatitis periorbital (ditandai dengan peradangan pada kelopak mata dan kulit di sekitar mata).
- Jika mengenai kornea, dapat menyebabkan nyeri hebat setelah mata terpapar pasta gigi, penglihatan kabur, abrasi kornea hingga ulkus kornea.
Gas air mata (chlorobenzylidenemalononitrile (CS gas) atau chloroacetophenone (CN gas) bekerja dengan cara mengiritasi selaput lendir mata, hidung, mulut, hingga paru-paru. Mengoleskan krim/gel seperti pasta gigi dapat bertindak sebagai lapisan oklusif yang menjebak partikel pada kulit sekitar mata, sehingga keluhan bisa lebih lama dan lebih berat.
Mentol juga bukan “penangkal” gas air mata karena dapat merangsang refleks pengeluaran air mata yang berlebihan (lacrimation), tetapi ini bukan menjadi acuan untuk menetralisir gas air mata dan tetap dapat mengiritasi mata ataupun kulit.
Pertolongan Pertama yang Benar Saat Terpapar Gas Air Mata
- Menjauh dari lokasi paparan secepat dan seaman mungkin ke area terbuka dengan sirkulasi udara yang lebih baik.
- Hindari mengucek mata, karena dapat memperburuk iritasi.
- Bilas mata dengan air bersih atau larutan saline / cairan pencuci mata.
- Lepas lensa kontak jika digunakan, karena dapat menyerap bahan kimia.
- Sering-seringlah berkedip untuk merangsang keluarnya air mata.
- Cuci kulit dan rambut dengan sabun untuk menghilangkan sisa partikel kimia.
- Segera cari pertolongan medis jika gejala tidak membaik, terutama jika ada sesak napas, nyeri hebat pada mata, atau gangguan penglihatan.
Pasta gigi di bawah mata bukanlah sebuah solusi karena tidak dapat menetralkan gas air mata, dan berisiko memperparah iritasi hingga luka pada kornea. Keselamatan dan kesehatan mata Anda adalah prioritas utama. Lindungi diri dan jaga selalu kesehatan mata Anda. Ingatlah bahwa kesehatan mata sangat berharga dan tidak dapat digantikan. Jika setelah terpapar gas air mata, Anda merasakan nyeri hebat, pandangan menjadi kabur, mata terasa seperti terbakar, atau muncul keluhan penglihatan lainnya, jangan menunda untuk segera mendapatkan pertolongan medis untuk mencegah terjadinya komplikasi serius pada penglihatan Anda.