Ditinjau oleh: dr. Sindy Boru Sembiring, Sp.M
Ablasio retina merupakan salah satu keadaan kegawatdaruratan pada mata. Biasanya, hal ini terjadi secara tiba-tiba dan diperlukan penanganan segera. Simak penjelasan lengkapnya.
Ablasio retina (Retinal detachment) adalah terlepasnya retina dari lapisan dasarnya. Retina yang lepas dapat menyebabkan penurunan penglihatan sampai kebutaan. Hal ini merupakan kondisi yang sangat serius dikarenakan dapat menimbulkan kebutaan permanen jika tidak ditangani segera.
Menurut studi yang dilakukan di Amerika Serikat tahun 2020, prevalensi ablasio retina adalah 1 kasus dalam 10.000 populasi. Dalam sebuah studi tinjauan pustaka sistematis yang dilakukan di Eropa pada tahun 2019, insiden terjadinya ablasio retina berkisar 13.3 per 100.000 populasi. Studi ini juga menyebutkan laki-laki memiliki risiko lebih tinggi sedikit dibandingkan wanita.
Gejala ablasio retina
Secara umum, penderita ablasio akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut:
- Melihat bintik-bintik hitam atau garis-garis hitam yang banyak (floaters).
- Melihat seperti kilatan cahaya.
- Lapangan pandang terhalang, seperti tertutup tirai.
- Penurunan tajam penglihatan mendadak.
Faktor risiko dari ablasio retina
Terdapat berbagai faktor risiko dari ablasio retina yang dapat meningkatkan persentase kemungkinan seseorang mengidapnya, antara lain: riwayat menggunakan kacamata minus (miopia), riwayat keluarga yang menderita ablasio retina sebelumnya, adanya ablasio atau robekan retina pada mata sebelahnya, serta riwayat benturan pada daerah kepala atau mata.
Seperti apa penanganannya?
Ablasio dapat ditangani dengan berbagai macam tindakan seperti:
- Pneumoretinopexy
Dalam metode ini, dokter akan menyuntikkan gelembung udara ke bagian tengah mata (rongga vitreus). Proses ini bertujuan untuk mendorong retina ke lapisan dasarnya sehingga bisa menempel dengan baik. Kemudian dilakukan laser fotokoagulasi di sekitar robekan retina.
- Scleral Buckle
Dengan menempelkan / memasang silikon pada bagian luar bola mata tepatnya pada sklera dengan tujuan untuk menekan bola mata dari luar supaya retina bisa menempel kembali seperti semula. Biasanya tindakan ini disertai dengan mengeluarkan cairan subretina melalui sklera dan dilakukan cryopexy pada sekeliling robekan retina.
- Vitrektomi
Dokter melakukan intervensi kedalam bola mata (rongga vitreus) melalui pars plana. Kemudian membersihkan vitreus dan melepaskan tarikan-tarikan (traction) pada retina supaya retina bisa kembali menempel pada dasarnya. Selanjutnya dilakukan endolaser untuk memperkuat penempelan retina. Dan yang terakhir rongga vitreus diisi gas atau minyak silikon sesuai indikasi. Pada tindakan ini mempunyai tingkat keberhasilan yang sangat tinggi.
Berbagai tindakan ini dapat dikombinasikan satu dengan yang lain berdasarkan hasil pemeriksaan dokter.
Ablasio retina merupakan salah satu gangguan penglihatan yang tidak bisa diabaikan, segera ke dokter spesialis mata Anda atau ke rumah sakit mata terdekat, untuk penanganan lebih lanjut.
Punya gangguan penglihatan atau ingin konsultasi seputar mata Anda? Segera konsultasikan ke RS Mata SMEC. Kami siap melayani berbagai keluhan Anda dan siap membuat mata Anda sehat dan jernih kembali. Keep Your Eyes Healthy!
Sumber:
- https://www.aao.org/eye-health/diseases/detached-torn-retina
- Retinal Detachment, Kyle Blair; Craig N. Czyz. 2022
- Li J, Welchowski T, Schmid M, Holz F, Finger R. Incidence of Rhegmatogenous Retinal Detachment in Europe – A Systematic Review and Meta-Analysis. Ophthalmologica. 2019;242(2):81-86.
- Mitry D, Charteris DG, Fleck BW, Campbell H, Singh J. The epidemiology of rhegmatogenous retinal detachment: geographical variation and clinical associations. Br J Ophthalmol. 2010 Jun;94(6):678-84.
- Radeck V, Helbig H, Barth T, Gamulescu M, Prahs P, Maerker D.Retinal detachment surgery: trends over 15 years. Der Ophthalmologe. 2021;119(S1):64-70.
- BCSC AAO 2020-2021 Section 12 : Retina and Vitreous
- Kanski Clinical Ophthalmology 9th Edition 2019