Klinik mata SMEC Depok bekerja sama dengan komunitas sepeda CHOI mengadakan 'Gowes Sehat', acara sepedaan bersama yang ditutup dengan pemeriksaan mata secara gratis.
Bersepeda kini menjadi salah satu hobi kegemaran masyarakat terutama di kota-kota besar. Pandemi COVID-19 membuat banyak gym dan pusat-pusat kebugaran tutup, menyebabkan orang-orang harus mencari cara baru untuk tetap bisa berolahraga. Bersepeda atau ‘gowes’ menjadi pilihan banyak orang untuk menghapus kebosanan karena harus menghabiskan lebih banyak waktu di rumah.
Udara yang lebih segar akibat berkurangnya penggunaan kendaraan bermotor—terutama di awal pandemi—juga mendukung maraknya tren bersepeda. Tidak hanya sebagai aktivitas rekreasi, bersepeda juga menjadi solusi mobilitas banyak orang, mengingat transportasi umum massal dianggap lebih berisiko karena sulitnya penerapan social distancing.
Tren ini membawa angin segar bagi banyak komunitas sepeda yang tersebar di seluruh Nusantara. Salah satunya adalah CHOI (Camp Hazy Owners Indonesia), sebuah komunitas sepeda yang terbentuk karena semua anggotanya memilih menggunakan sepeda lipat bermerek Camp dengan model Hazy.
Arian yang menjabat sebagai koordinator CHOI Indonesia mengklaim itu jugalah yang membedakan CHOI dari komunitas sepeda lainnya. “Ada beberapa komunitas sepeda yang terbentuk karena kesamaan daerah tempat tinggal seperti Jakseli (Jakarta Sepeda Lipat) atau SelSel (Sepeda Lipat Jakarta Selatan),” ujarnya, “kalau CHOI terbentuk karena kesukaan terhadap merek sepeda yang sama.”
Arian menambahkan bahwa anggota CHOI rata-rata didominasi oleh pekerja dan wirausahawan yang tentunya sangat terdampak oleh pandemi. “Begitu pandemi melanda sejak bulan Maret, banyak kegiatan pekerjaan dan wirausaha mereka masing-masing yang terganggu dan bahkan berhenti,” jelasnya, “Akhirnya kesempatan untuk mengurus komunitas ini jadi lebih banyak, sampai-sampai hampir setiap akhir pekan kita adakan 'gowes' santai.”