LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) adalah salah satu prosedur yang paling terkenal untuk mengoreksi kelainan refraksi. LASIK direkomendasikan untuk Anda yang ingin meningkatkan kualitas penglihatan. Dilengkapi dengan teknologi terbaru dan termutakhir oleh Bausch + Lomb TECHNOLAS® TENEO™ 317 dan VICTUS®, kami dapat membebaskan ketergantungan Anda terhadap kacamata atau lensa kontak. Rumah Sakit Mata SMEC menghadirkan dua pilihan tindakan untuk mengoreksi mata minus (myopia), mata plus (hypermetropia), dan mata silindris (astigmatism) yaitu FemtoLASIK dan Trans-EPILASIK. Syarat untuk menjalani tindakan LASIK diantaranya Anda harus berusia minimal 18 tahun, hal ini dikarenakan kualitas penglihatan pada usia dibawah 18 tahun mungkin masih terus berubah. LASIK tidak direkomendasikan untuk pasien dengan diabetes, rheumatoid arthritis, lupus, glaucoma, infeksi herpes mata, atau katarak. Setelah dokter memutuskan Anda memenuhi syarat untuk menjadi kandidat LASIK, pemeriksaan mata secara lengkap akan dilakukan sebelum operasi untuk memastikan mata Anda sehat. Tes lain akan dilakukan untuk mengukur kelengkungan kornea, ukuran pupil dalam terang dan gelap, refraksi mata, dan ketebalan kornea untuk memastikan Anda memiliki cukup jaringan kornea yang tersisa setelah operasi.
Prosedur FemtoLASIK terdiri dari dua langkah, yaitu pembuatan flap pada lapisan kornea, kemudian proses ablasi lapisan kornea dengan laser untuk menghilangkan koreksi kacamatanya (minus, plus, atau silindris). Pembuatan flap dilakukan dengan teknologi femtosecond laser yang dijalankan secara digital dan tanpa menggunakan pisau. Pada proses yang kedua, yaitu ablasi kornea dengan excimer laser dilakukan dalam hitungan detik, sehingga keseluruhan prosedur berlangsung cepat dan kenyamanan pasien terjamin. Prosedur ini banyak diminati karena rasa nyeri yang minimal serta hasil yang instan. Berbeda dengan LASIK, prosedur Trans-EPILASIK dijalankan dengan langsung melakukan ablasi pada permukaan kornea sehingga sentuhan yang dilakukan sangat minimal. Teknologi ini dapat mengoreksi kelainan refraksi baik mata minus, plus, maupun silinder. Pilihan ini diperuntukkan bagi yang memiliki mobilitas yang tinggi serta menginginkan prosedur tanpa bekas yang terlihat.
FemtoLASIK
FemtoLASIK adalah tindakan LASIK untuk mengkoreksi atau memperbaiki myopia (rabun jauh/mata minus) dan astigmatisma (mata silinder) dengan menggunakan laser Femtosecond pada lapisan kornea mata. Metode LASIK yang terdahulu menggunakan pisau untuk membuat bukaan pada permukaan kornea, sedangkan FemtoLASIK menggunakan Laser femtosecond untuk membuat bukaan pada permukaan kornea & Laser excimer untuk mengkoreksi kelainan refraksi.Hal ini yang membuat prosedur FemtoLASIK lebih akurat dan aman dibandingkan metode yang terdahulu.
Trans-epiLASIK
Trans-epiLASIK adalah prosedur LASIK yang hanya menggunakan laser, memerlukan satu langkah, dan tanpa adanya perangkat bedah yang menyentuh mata. Prosedur Trans-epiLASIK adalah pembaruan dari prosedur epi-LASIK. digunakan untuk mengoreksi berbagai masalah refraktif, seperti miopia, silindris, hiperopia, dan bahkan presbyopia. Trans-epiLASIK tidak menciptakan potongan pada kornea anda. Karena tidak ada pemotongan ujung syaraf mata, Trans-epiLASIK tidak menyebabkan masalah mata kering, yang kadang-kadang dialami oleh pasien LASIK. Trans-epiLASIK tidak memotong “flap” kornea guna menghindari semua komplikasi yang berhubung dengan flap, seperti flap copot, flap bergeser, dan lainnya.
Femto-Lasik dan Femto-Super-Lasik adalah teknologi terefisien yang tersedia saat ini pada ranah operasi laser mata. Lasik adalah singkatan dari ‘laser-assisted in situ keratomileusis’ – yakni metode yang digunakan untuk prosedur jenis ini. Sedangkan, Femto merepresentasikan teknologi laser terbaru yang digunakan, yaitu Femtosecond.
Dengan evolusi terbaru dari teknologi excimer di jerman, Excimer Laser Technology dengan TECHNOLAS® TENEO ™ 317 Model 2 dirancang dengan cermat oleh tim ahli Jerman di Technolas Perfect Vision GmbH, TENEO ™ 317 M2. Alat ini menawarkan kemudahan bagi dokter mata untuk melakukan operasi dengan performa yang baik, responsif, dan tentunya efisien.
RETImap animal® Electrophysiological Unit combined merupakan alat tes mata yang mengevaluasi fungsi retina dan hantaran saraf mata. Alat ini bisa membantu mendiagnosa penyakit pada retina. RETImap animal® Electrophysiological menggabungakan teknologi Scanning Laser Ophthalmoscope dan OCT. Memungkinkan membantu tenaga medis kami untuk menghasilkan gambar fundus berkualitas lebih tinggi dibandingkan dengan sistem foto pencahayaan cahaya putih alternatif.
KORNEA BEDAH REFRAKTIF, KATARAK, OFTALMOLOGI UMUM, KONSULTAN AHLI
View DetailsKORNEA BEDAH REFRAKTIF, OFTALMOLOGI UMUM, KONSULTAN AHLI
View DetailsOperasi Lasik di SMEC tanpa sayatan, tanpa alkohol, tanpa pisau. Operasinya sangat cepat. Terimakasih Dokter Devy, Terimakasih SMEC
Mempunyai keluhan pada penglihatan yang kerap kali menghambat aktivitasnya membuat Muhammad Oktavian Noor seorang pasien RS Mata SMEC yang berasal dari kota Samarinda, akhirnya mengambil keputusan untuk mencari rumah sakit yang dapat melakukan tindakan LASIK. Ketika ditanya tentang mengapa beliau memilih LASIK, Muhammad Oktavian Noor yang juga kerap disapa Vian menjawab "Kayak mengganggu banget kalo pakai kacamata, kadang kelupaan bawa kacamata gitu, berat di mata juga. Selain itu saya perlu untuk persiapan pendidikan juga." Vian mendapat tindakan LASIK setelah melalui beberapa tahapan pemeriksaan dan dinyatakan layak sebagai kandidat. Sebelumnya beliau harus memakai kacamata atau lensa kontak dan itu cukup mengganggu aktivitasnya. Demikian juga rencana Vian untuk melanjutkan pendidikan yang mengharuskan matanya berfungsi dengan sempurna. Vian mengungkapkan bahwa dirinya mengetahui SMEC dari orang tuanya. Beliau lantas menjelaskan bahwa setiap prosedur yang dikerjakan di RS Mata SMEC sangat teliti dan bagus, dokter dan perawatnya sangat profesional. Bahkan ketika operasi terjadi, keramahan atas pelayanan dan pendampingan tetap konsisten dan menenangkan. LASIK adalah tindakan yang diupayakan untuk menghapus ketergantungan seseorang pada kacamata atau lensa kontak dengan mengubah kornea menggunakan laser. Tindakannya sangat aman dan hanya memerlukan waktu singkat. Vian menambahkan "Kira-kira untuk satu mata ya gak lama, sekitar 15 menit sudah selesai. Baru dilanjutkan ke mata sebelah kiri, sama 15 menitan juga." Vian juga menyatakan kesan yang didapat dari dr. Imsyah Satari, Sp.M (K) sangat nyaman dan ramah, profesional dalam menjalankan operasinya. Ketika diminta untuk mengemukakan satu kalimat tentang pelayanan LASIK di RS Mata SMEC, Vian menyatakan "100 persen saya merekomendasikan LASIK di SMEC karena pelayanan yang sangat ramah dan bagus. Cepat dan hasilnya juga memuaskan. Gak ada masalah atau apapun, semuanya berjalan dengan lancar disini." tutup Vian.
Menjadi praja IPDN (Institut Pemerintah Dalam Negeri) tentu menjadi salah satu dambaan setiap generasi muda untuk menjadi bagian dari abdi negara di pemerintahan, namun salah satu syaratnya adalah harus memiliki kondisi penglihatan mata yang sangat baik dan normal. Pada umumnya, jika calon praja berkacamata atau pakai lensa kontak, biasanya mereka menempuh LASIK terlebih dahulu. Seperti Maulana, pasien RS Mata SMEC asal dari Pekanbaru yang memang berencana untuk meneruskan pendidikan di IPDN. Mata Maulana sudah minus dan khawatir akan bertambah jika dibiarkan, minat untuk masuk ke sekolah yang mempunyai ikatan dinas juga sudah di tentukan. Maka bagi Maulana keputusan untuk mengambil tindakan LASIK sebagai solusi mata minus tidak dapat terelakkan lagi. Maulana menjalani operasi LASIK di RS Mata SMEC Jakarta, tepatnya di RS Patria IKKT. Sebelumnya Maulana bertanya kepada orang tuanya lalu diberi tahu tentang RS Mata SMEC Pekanbaru yang menurut orang tuanya bagus dan terpercaya. Tanpa ragu, Maulana akhirnya memutuskan untuk mendatangi RS Mata SMEC Pekanbaru lalu dirujuk ke RS Mata SMEC yang berada di Jakarta. Sesampainya di Jakarta, layanan penjemputan langsung dari bandara Soekarno-Hatta ke RS Mata SMEC diberikan kepada Maulana beserta keluarganya. Di Hari pertama, Maulana mendapatkan beberapa tahap pemeriksaan Pre-LASIK. Pemeriksaan Pre-LASIK meliputi pengecekan tentang seberapa besar minus dan silinder pada mata pasien. Setelah itu pasien digiring masuk ke suatu ruangan untuk diukur berapa ketebalan korneanya. "Lumayan gugup juga sih, tapi dari dokter sama perawatnya, dengan perlakuan baik dan ramah, jadi lumayan biasa aja jadinya." Ungkap Maulana. Keesokan paginya, tiba di hari kedua dimana tim Dokter telah memutuskan bahwa Maulana bisa langsung ditindak dan akhirnya ditangani oleh Dr. Imsyah Satari, Sp.M (K). Setelah selesai operasinya pun, efek LASIK langsung bisa terasa. Maulana langsung keluar ruangan dengan memakai kacamata khusus yang disediakan RS Mata SMEC. "Setelah operasi, penglihatan jadi lebih jelas. Emang awalnya lebih berair matanya gitu, tapi setelah 2 sampai 3 jam, sudah agak biasa." kata Maulana. Dimulai dari pemeriksaan di SMEC Pekanbaru, pelayanan antar jemput dari bandara, sampai di hari tindakan LASIK tiba, Maulana menyatakan bahwa pelayanan RS mata SMEC sangat bagus dan memuaskan. "Terima kasih, SMEC!" ucapnya.
Muhammad Ghofar Fadillah, seorang pasien asal Kota Medan, menjalani tindakan LASIK di RS Mata SMEC pada hari Selasa, 21 Juli 2020 lalu. Muhammad Ghofar Fadillah mengambil keputusan untuk menjalani tindakan LASIK karena tidak ingin lagi mempunyai ketergantungan pada kaca mata. Dr. Imsyah Satari, Sp.M (K) selaku Dokter spesialis mata yang memimpin tindakan LASIK untuk Ghofar berjalan dengan sangat lancar dan kini Ghofar sudah bisa menjalani kembali kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mendukung perwujudan cita-cita yang di inginkan, yaitu menjadi seorang Tentara. Usia Ghofar masih terbilang cukup muda, 20 tahun. Namun masalah penglihatan sudah di derita sejak lama. Sang ayah Hari Prabowo yang juga merupakan anggota dari TNI Angkatan Laut mengungkapkan "Minus anak saya itu minus 4 di sebelah kiri, minus 6 di sebelah kanan. Terus saya tanya, apakah bisa disembuhkan itu dok? jawaban dokternya insya Allah bisa." Rasa khawatir tidak begitu kentara dari wajah Ghofar ketika hendak menjalani tindakan LASIK di RS Mata SMEC Jakarta. Rasa aman ini timbul dari penanganan dokter Imsyah yang sangat expert. Setelah sebelumnya melalui pemeriksaan yang matang, persiapannya juga tidak ribet. Ghofar lalu menjelaskan mengapa memilih LASIK. Awalnya memang karena matanya minus cukup besar dan bosan memakai kacamata. Tetapi alasan utamanya adalah karena Ghofar ingin meraih cita-cita untuk menjadi Tentara. "Masuk tentara itu gak akan bisa kalau masih punya mata minus. Ketika tahu dari kerabat bahwa ada rumah sakit khusus mata SMEC di Kota Medan yang bisa menyembuhkan mata minus, yaitu dengan operasi LASIK, saya langsung cek, dan ternyata benar." Ungkap Hari, ayahnya. Proses pemeriksaan mata Ghofar di RS Mata SMEC Medan dilakukan oleh dr. Herry Purwoko, Sp.M yang selanjutnya dirujuk ke RS Mata SMEC di Jakarta. Setibanya di Jakarta langsung dijemput oleh tim dari SMEC di bandara Soekarno-Hatta dan diantar ke RS Mata SMEC cabang RS Patria IKKT, Slipi, Jakarta. RS Mata SMEC juga menyediakan akomodasi berupa menginap di Hotel yang lokasinya dekat dari SMEC, sehingga di hari keduanya Ghofar dapat menjalani pemeriksaan pra-LASIK untuk kesiapan sebelum tindakan FemtoLASIK. Proses operasi yang cepat dan efektif diakui Ghofar karena didukung oleh peralatan yang canggih dan para dokter yang sangat kompeten dibidangnya. "Saya merasa puas dengan pelayanan dari rumah sakit SMEC Medan maupun yang ada di Jakarta. Ya memang biayanya relatif istimewa, tetapi bagi kami yang TNI, kami diberi keringanan berupa diskon khusus untuk anggota TNI. Ini yang saya apresiasi dari SMEC karena sangat memperhatikan kami para anggota TNI." Ungkap pak Hari Prabowo. Menurut Ghofar, yang dirasakan setelah tindakan LASIK hasilnya lebih enak dan lebih terang untuk melihat, lebih seperti mata normal tanpa minus dan hanya butuh pemulihan saja. Tidak ada banyak keluhan, dan kian hari berangsur menjadi lebih baik. "Terima kasih kepada RS Mata SMEC karena sudah melaksanakan operasi matanya dan membantu penglihatannya kembali seperti normal." Tutupnya.