Jika Anda sering mengalami pandangan kabur atau cahaya terlihat terdistorsi seperti bergaris atau berpendar (terutama saat malam hari), dan merasa kesulitan saat mengemudi di malam hari, bisa jadi Anda mengalami astigmatisme. Astigmatisme, atau sering disebut mata silinder, adalah gangguan refraksi mata yang umum terjadi.
Apa Itu Astigmatisme?
Astigmatisme terjadi ketika kornea (lapisan bening di depan mata) atau lensa di dalam mata memiliki kelengkungan yang tidak sempurna atau tidak merata. Normalnya, kornea dan lensa memiliki permukaan yang melengkung halus dan simetris seperti bola, sehingga cahaya yang masuk dapat difokuskan secara merata pada satu titik di retina (lapisan peka cahaya di belakang mata) untuk menghasilkan penglihatan yang tajam.
Pada mata dengan astigmatisme, permukaan kornea atau lensa lebih melengkung ke satu arah daripada arah lainnya, mirip bentuk bola rugby atau bagian belakang sendok. Akibatnya, cahaya yang masuk tidak dapat difokuskan pada satu titik, melainkan pada beberapa titik fokus, baik di depan maupun di belakang retina, atau keduanya. Hal ini menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau terdistorsi pada semua jarak.
Gejala Astigmatisme:
Gejala astigmatisme dapat bervariasi pada setiap orang, tergantung pada tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum meliputi:
- Penglihatan kabur atau terdistorsi: Objek terlihat tidak fokus, berbayang, atau memanjang, baik pada jarak dekat maupun jauh.
- Kesulitan melihat dengan jelas di malam hari (night driving difficulty): Lampu kendaraan atau lampu jalan tampak berpendar, bergaris, atau memiliki "halo" di sekitarnya.
- Mata lelah atau tegang (asthenopia): Terutama setelah melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus visual seperti membaca atau menggunakan komputer.
- Sakit kepala: Akibat mata yang terus berusaha untuk fokus.
- Menyipitkan mata (squinting): Untuk mencoba melihat objek lebih jelas.
- Kesulitan membedakan bentuk atau detail tertentu.
Astigmatisme seringkali sudah ada sejak lahir, namun juga bisa berkembang setelah cedera mata, penyakit mata, atau operasi mata. Kondisi ini bisa terjadi bersamaan dengan rabun jauh (miopia) atau rabun dekat (hipermetropia).
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala di atas juga bisa disebabkan oleh kondisi mata lainnya. Oleh karena itu, pemeriksaan mata komprehensif oleh dokter mata sangat diperlukan untuk diagnosis yang akurat. Apabila gejala berkelanjutan seperti yang disebutkan di atas Anda alami, maka sebaiknya segera jadwalkan konsultasi ke RS Mata SMEC untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut. Astigmatisme umumnya dapat dikoreksi dengan kacamata, lensa kontak, atau prosedur bedah refraktif.