Mengenal Glaukoma: Si Pencuri Penglihatan Diam-Diam
Tahukah Anda bahwa ada penyakit mata serius yang bisa mencuri penglihatan Anda secara perlahan, tanpa gejala berarti di awal? Penyakit itu bernama glaukoma sering dijuluki sebagai “the silent thief of sight” atau pencuri penglihatan diam-diam.
Glaukoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan permanen di dunia. Di Indonesia sendiri, ribuan orang kehilangan penglihatannya setiap tahun karena terlambat didiagnosis atau tidak menyadari bahwa mereka mengidap glaukoma. Angka kejadian glaukoma di seluruh dunia pada tahun 2010 diperkirakan sebanyak 60.5 juta. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor ke-2 di Indonesia dan Dunia.
Apa Itu Glaukoma?
Glaukoma adalah sekelompok penyakit mata yang merusak saraf optik, struktur penting yang mengirimkan informasi visual dari mata ke otak. Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh tekanan bola mata yang terlalu tinggi (intraokular), meskipun glaukoma juga bisa terjadi meski tekanan mata normal.
Kerusakan akibat glaukoma bersifat progresif dan tidak dapat dipulihkan. Itulah mengapa diagnosis dini dan pengelolaan yang tepat sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Jenis-Jenis Glaukoma
- Glaukoma Sudut Terbuka
Jenis paling umum. Terjadi perlahan tanpa gejala nyata di awal. Biasanya ditemukan saat pemeriksaan mata rutin. - Glaukoma Sudut Tertutup (Akut)
Terjadi secara mendadak dan dapat menyebabkan nyeri mata yang hebat disertai mata kemerahan, pandangan buram, kondisi ini merupakan kondisi akut yang membutuhkan penanganan dengan segera. - Glaukoma Sekunder
Disebabkan oleh kondisi lain, seperti cedera mata, peradangan, terkait lensa seperti katarak atau penggunaan steroid jangka panjang serta adanya penyakit lain yang mendasari seperti diabetes. - Glaukoma Kongenital
Terjadi sejak lahir atau pada usia sangat muda karena kelainan perkembangan struktur mata.
Gejala Glaukoma
Gejala glaukoma seringkali tidak terasa hingga tahap lanjut. Namun, beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
- Penyempitan lapang pandang (kehilangan penglihatan di bagian tepi (perifer) dari lapang pandangnya)
- Penglihatan kabur
- Mata terasa nyeri
- Sakit kepala disertai gangguan visual
- Lingkaran cahaya (halo) di sekitar lampu
- Mual dan muntah (pada glaukoma akut)
Siapa yang Berisiko?
Anda berisiko lebih tinggi terkena glaukoma jika:
- Berusia di atas 40 tahun
- Memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma
- Tekanan bola mata tinggi
- Penderita diabetes, hipertensi, atau migrain
- Pengguna obat steroid jangka panjang
- Pernah mengalami trauma atau operasi mata
- Katarak
Bagaimana Diagnosis Glaukoma Dilakukan?
Glaukoma hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan mata menyeluruh oleh dokter spesialis mata. Pemeriksaan meliputi:
- Pengukuran tekanan bola mata (tonometri)
- Pemeriksaan sudut bilik mata (gonioskopi)
- Pemeriksaan saraf optik (OCT atau funduskopi)
- Tes lapang pandang (perimetri)
- Pemeriksaan ketebalan kornea
Pengobatan & Pengelolaan Glaukoma
Kerusakan akibat glaukoma tidak bisa disembuhkan, tapi bisa diperlambat agar tidak memburuk:
- Obat tetes mata untuk menurunkan tekanan intraokular
- Terapi laser
- Operasi glaukoma untuk mengalirkan cairan dari dalam mata
- Infus Manitol, cairan infus yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan bola mata secara cepat dalam keadaan darurat.
Penanganan akan disesuaikan dengan jenis dan stadium glaukoma yang dialami pasien.
Layanan Deteksi & Penanganan Glaukoma di RS Mata SMEC
RS Mata SMEC menyediakan layanan deteksi dini glaukoma dengan teknologi diagnostik mutakhir dan tenaga dokter spesialis mata yang berpengalaman. Dengan deteksi dini dan penanganan tepat, Anda bisa mempertahankan penglihatan dan kualitas hidup lebih lama.
Jangan tunggu sampai kehilangan penglihatan. Periksa mata Anda secara rutin di RS Mata SMEC. Hubungi kami untuk jadwal pemeriksaan mata menyeluruh.